Monday, June 27, 2011

TEORI BELAJAR AUSUBEL

Nama teori :

Teori Belajar Bermakna

Definisi:

Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar bermakna adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Penjabaran:

Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1988: 134), belajar dapat diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: (1) Penerimaan dan (2) Penemuan.

Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran yaitu: (1) belajar bermakna dan (2) belajar hafalan.

Kedua pengklasifikasian tersebut di atas apabila digambarkan ke dalam skema adalah sebagai berikut:





Prasyarat Belajar Bermakna

Berdasarkan penjabaran di atas, berarti suatu pembelajaran dikatakan bermakna apabila

- Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial. Materi dikatakan bermakna secara potensial apabila materi tersebut memiliki kebermaknaan secara logis dan gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa.

- Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat dalam belajar bermakna.

Ciri-ciri/ kondisi-kondisi belajar bermakna

Nasution 1982:158 menyimpulkan kondisi-kondisi belajar bermakna sebagai berikut :

- Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru dengan bahan-bahan lama.

- Lebih dulu diberikan ide yang paling umum dan kemudian hal-hal yang lebih terperinci

- Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan lama

- Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang baru disajikan.

Tiga kebaikan dari belajar bermakna

Ausubel (Dahar ,1989 :141) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :
- Informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih lama untuk diingat

- Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip

- Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

Langkah – langkah menerapkan teori Ausubel dalam mengajar

Dalam bukunya yang berjudul ‘Educational Psychology : A cognitive View’ (1968)

Ausubel mengatakan ‘ faktor yang paling penting mempengaruhi siswa belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Yakinilah ini dan ajarlah dia demikian.

Pernyataan Ausubel tersebutlah yang menjadi inti teori belajarnya. Jadi, agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.

Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita perhatikan, yaitu :

- Pengatur awal

Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan untuk membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap sebagai pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.

- Diferensiasi Progresif

Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan elaborasi konsep. Pengembangan konsep berlangsung paling baik,bila unsur-unsur yang paling umum diperkenalkan terlebih dulu, baru kemudian hal-hal yang lebih khusus dan detail dari konsep tersebut.

- Belajar Superordinat

Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu onsep yang lebih luas, lebih inklusif.

- Penyesuaian integratif

Dalam mengajar, bukan hanya urutan menurut diferensiasi progresif yang diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan bagaimana konsep-konsep baru dihubungkan pada konsep-konsep superordinat. Kita harus memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru dihubungkan dan dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit dan bagaimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi sekarang mengambil arti baru.

Contoh dalam pembelajaran Matematika:

Dalam belajar program linier, siswa yang belajar bermakna bisa mengkaitkannya dengan materi menggambar grafik fungsi linear dan menyelesaikan pertidaksamaan linear serta mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan program linier. Dan sebaliknya apabila tidak bermakna, maka siswa tidak bisa mengkaitkannya dengan materi sebelumnya dan tidak mampu mengaplikasikannya.

4 comments:

  1. Pelangi Alam LestariMarch 12, 2012 at 5:03 AM

    makasi banyak :)

    ReplyDelete
  2. Terima kasih ...
    Sangat bermanfaat dalam pemenuhan tugas kuliah pendidikan

    ReplyDelete
  3. Hatur nuhun

    By DJ

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete